KHDTK ULM adakan Pelatihan Budidaya Lebah Madu Kelulut pada Kelompok Tani Harapan Maju Desa Kiram

Banjarbaru – Budidaya lebah tanpa sengat, atau meliponikultur, akhir-akhir ini menjadi trend di tengah-tengah masyarakat. Di berbagai daerah masyarakat berlomba-lomba mengembangkan budidaya lebah berukuran mini tersebut. Pada banyak kasus, semangat yang besar ini tidak didukung dengan pengetahuan yang memadai. Di satu sisi upaya masyarakat ini perlu direspon oleh berbagai pihak agar bahu-membahu memberikan informasi yang akurat terhadap masyarakat.Meliponikultur menjadi solusi yang baik dalam rangka pelestarian hutan kita. Setidaknya ada dua manfaat kegiatan pemeliharan lebah tanpa sengat, meliputi manfaat ekonomisdan manfaat ekologis.Bagi peternak atau pembudidaya lebah, usaha ini mendatangkan manfaat ekonomi dari pemasaran produk perlebahan. Produk perlebahan antara lain madu, roti lebah (beebread), dan propolis.

Lebah madu kelulut dipilih karena kekayaan jenis lebah kelulut yang kita miliki menjadi contoh kecil potensi ekonomi berbasis keanekaragaman hayati. Kelulut merupakan kelompok lebah madu, dan bisa dibudidayakan. Madunya bahkan dihargai lebih mahal ketimbang madu dari lebah Apis spp. Jika potensi kelulut ini dikelola dengan baik, tentunya bisa memberikan kontribusi positif bagi perekonomian masyarakat, terutama mereka yang tinggal di sekitar KHDTK ULM. Dalam sebuah dokumennya, FAO (Food and Agriculture Organization) menyebutkan bahwa budidaya lebah merupakan salah satu peluang ekonomi terbaik bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan. Berdasarkan hal tersebut maka KHDTK ULM mengadakan pelatihan budidaya lebah madu kelulut pada Kelompok Tani Harapan Maju Desa Kiram yang berbatasan langsung dengan kawasan KHDT ULM.

Pelatihan dibuka langsung oleh Wakil Rektor IV ULM Prof. Dr.Yudi Firmanul Arifin, M.Sc dan dihadiri oleh Kepala UPT Tahura Ainun Jariah, Kasi Marvizon,S.Hut (Kasi Perlindungan Hutan Tahura) , Dr.Suyanto (Ketua KHDTK ULM) , Dr Kissinger (Dekan Fakultas Kehutanan ULM) , Dr Hamdani Fauzi (KPS Kehutanan Fakultas Kehutanan ULM) dan beberapa staf dosen Fakultas Kehutanan (Dr.Yusanto Nugroho, Ir.Budi Sutiya,M.P, Susilawati,S.Hut,M.P, Siti Hamidah,S.Hut,M.P) serta Kelompok Tani Harapan Maju Desa Kiram. Narasumber pada pelatihan ini adalah alumni Fakultas Kehutanan ULM yang dikenal sebagai entrepreneur muda di Kalimantan Selatan. Syaifuddin,S.Hut yang sedang menempuh pendidikan S2nya di Program S2 Kehutanan ULM. Pada kesempatan tersebut Syaifuddin berbagi ilmu tentang pengelolaan budidaya lebah madu kelulut serta bagaimana budidaya pakan untuk lebah madu kelulut.

Menurut Syaifuddin, secara praktis, kelulut menjadi potensi ekonomi yang cukup menjanjikan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Namun lebih dari itu budidaya kelulut bisa menjadi media yang efektif dalam memberikan paket pengetahuan ke masyarakat. Melalui kelulut,pesan-pesan utama dalam konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara lestari,bisa tersampaikan. Semuanya tidak perlu disampaikan dalam bahasa yang muluk-muluk dan terdengar asing di telinga masyarakat awam. Budidaya kelulut dengan sendirinya mengajarkan masyarakat untuk memelihara pohon atau bahkan melakukan pengayaan jenis dan populasi guna memenuhi ketersedian pakan dan sumber material sarangnya. Sebagai peternak kelulut juga dituntut menjaga kualitas lingkungan sekitar, seperti mencegah kebakaran hutan dan mengurangi penggunaan pestisida kimia. Selain manfaat di atas, produk utama lebah kelulut berupa madu bisa dijadikan media untuk mempromosikan kawasan, karena pada dasarnya setiap kawasan akan menghasilkan produk madu dengan ciri khas masing-masing.
Pengelola KHDTK ULM berharap dengan diadakan pelatihan ini masyarakat dapat menerima manfaat tak langsung dari budidaya kelulut yaitu untuk:

  1. memberikan gambaran mengenai arti penting menjaga keanekaragaman hayati di kawasan hutan
  2. Mengenalkan konsep agroforestri dan pola pemanfaatannya
  3. Memicu pengembangan metode pengendalian hama yang ramah lingkungan dengan menghilangkan atau minimal mengurangi bahan kimia
  4. Menanamkan kebanggaan terhadap kawasan hutan